Perangkat lunak CAD seperti
Autocad, Autodesk Inventor, Catia, ProEng, Siemen NX dan lain-lainnya
dikembangkan berbasis pemodelan solid
untuk menunjang penggunaan model 3D pada aplikasi hulu lainnya seperti analisis
dan lain-lain. Pembuatan bentuk geometri solid (3D) diawali dengan langkah
pembuatan sketsa (dalam ruang 2D ataupun 3D). Kemudian, sketsa yang dibuat akan
digunakan untuk membuat bentuk solid (3D) menggunakan beberapa teknik yang umum
seperti extrude, revolve, loft, sweep, ataupun beberapa teknik khusus
seperti surfacing, coil dan lain-lain. Pada penggunaan
tingkat lanjut seperti reverse
engineering (rekayasa peniruan) ataupun reverse
design untuk pengerjaan bentuk-bentuk permukaan fitur kompleks. Hasil akhir
berupa model 3D ataupun 2D yang dibuat tujuannya untuk mengomunikasikan
perintah yang harus diikuti pada saat simulasi hasil rancangan, persiapan
material, perencanaan proses, proses manufaktur, pengendalian kualitas,
perakitan, dan lain-lain. Sehingga, dalam pembuatan sketsa pun akan memerlukan strategi
yang harus diperhatikan, yang dipilih dari beberapa metoda atau jenis-jenis
sketsa yang ada.
I. DATUM REFERENCE FRAME (DRF)
Datum secara teoritis merupakan
titik nyata, sumbu nyata, garis nyata, dan bidang nyata. Datum reference frame merupakan perpotongan saling tegak lurus
diantara tiga buah datum permukaan yang membentuk sudut saling 900. Simbol
DRF harus memuat sumbu kordinat yang diberi label pada sumbu-sumbunya ( X,Y,Z).
Datum feature yang dirancang pada suatu komponen, dipilih terhadap posisi komponen yang berhubungan
dengan DRF. DRF terjadi secara teoritis dan sebenarnya tidak ada pada komponen.
Oleh karenanya, diperlukan suatu metoda untuk menghadirkan atau menyimulasikan
DRF secara teoritis
dalam feature aktual yang terdapat di
komponen. Pada kondisi riilnya, feature dibentuk secara fisik, atau melalui perhitungan matematis untuk menyimulasikan DFS (Datum Feature Simulator) yang menyatakan kaberadaan
dan kesesuaiannya dengan sifat yang tersedia pada komponen. Pembatasan (constraint) yang diinginkan akan diperoleh melaui DoF (Degree
of Freedom/derajat kebebasan) diantara suatu komponen
dengan DRF.
Setiap komponen yang ada memiliki 6 buat derajat kebebasan / degree of freedom (tiga buah translasi
dan tiga buah rotasi) geraknya dapat dibatasi oleh DRF dalam suatu kotak pengendali fitur (feature
control frame). Derajat kebebasan transalsi diberi notasi X, Y, dan Z,
sedangkan derajat kebebasan rotasi diberi notasi u, v, dan w.
- Identifikasi badan utama suatu komponen, yang merupakan badan utama pada komponen dan tidak termasuk elemen tambahan pada komponen.
- Identifikasi fungsi komponen untuk menjumpai keperluan suaian seperti gap dan ketepatan pada feature yang saling berpasangan seperti pada lubang, flens, dan slot.
- Identifikasi kebutuhan proses untuk menentukan dampak dari proses seperti: berat gravitasi, posisi perkakas, kemudahan dicapai alat potong atau alat bantu lainnya, kemampuan ulang untuk pemeriksaan, histori kemampuan komponen pada saat diproses.
II. DERAJAT
KEBEBASAN (DEGREE OF FREEDOM / DoF)
DRF dapat dipertimbangkan sebagai
sistem koordinat yang ditempatkan
pada datum feature
komponen. Sistem
koordinat akan menjadi wakil dari perpotongan ketiga bidang yang membuat sumbu
yang saling tegak lurus, kemudian DRF akan menentukan sejumlah
operasi pemosisian dan operasi penyumbuan relatif terhadap datum feature komponen. Operasi posisi dan orientasi tersebut berhubungan dengan sistem koordinat dunia (world coordinate system). Suatu DRF memiliki 3 derajat kebebasan posisi dan 3 derajat kebebasan orientasi di dalam sistem koordinat dunia. Dengan kata lain, titik origin dari suatu DRF
mungkin saja tidak terletak
di sepanjang sumbu sistem
koordinat dunia. Hal
yang serupa, bahwa 3 bidang yang dibentuk oleh 3 pasangan sumbu DRF memiliki
letak menyudut terhadap sistem
koordinat dunia. Adanya
DRF akan menyamakan pengurangan sistematik terhadap DoF di dalam sistem koordinat dunia.
Gambar-2 Keterkaitan Datum fitur pada komponen dengan DRF
[ASME Y14.5 2009]
Derajat kebebasan dibatasi oleh
datum fitur primer tanpa dibatasi kondisi material. Perhatikan gambar-2, akan
dijelaskan sebagai berikut:
- (a) Ditunjukkan pada gambar teknik bahwa komponen
memiliki tiga buah datum D,E,F dengan persyaratan toleransi geometriknya masing-masing
- (b) Berdasarkan fungsi perakitan ditunjukkan bahwa komponen diikat menggunakan 2 buah baut pengingat
- (c) Perhatikan bahwa komponen diletakkan pada suatu permukaan (datum permukaan yang pertama). Pada kondisi ini ditunjukkan bahwa komponen dapat menahan 3 buah derajat kebebasan, yaitu : transalsi dalam arah Z (karena pengikatan baut), rotasi dalam arah u dan v (karena datum permukaan pertama)
- (d) Perhatikan bahwa komponen diletakkan tepat menempel pada permukaan datum pertama dan kedua (menambahkan datum permukaan ke-dua). Pada kondisi ini ditunjukkan bahwa komponen dapat menahan 2 derajat kebebasan, yaitu : translasi dalam arah X dan rotasi dalam arah w (karena datum permukaan ke-dua)
- (e) Perhatikan bahwa komponen diletakkan tepat menempel pada 3 buah datum permukaan. Dengan menambah satu lagi datum permukaan ketika, maka komponen dapat menahan satu buah derajat kebebasan lagi, yaitu dalam arah Y.
- (f) Dapat simpulkan bahwa pemberian datum pada gambar teknik memiliki pengaruh terhadap pembatasan jumlah derajat kebebasan komponen pada suatu konstruksi.
Aturan keberadaan datum, dapat diwakilkan dalam bentuk
DoF. Datum primer dapat
menahan/membatasai satu atau lebih DoF. Datum sekunder dapat menahan satu atau lebih tambahan DoF (bisa jadi tidak menahan
atau memodifikasi beberapa DoF yang telah ditahan oleh datum primer). Suatu datum tertier dapat juga menahan beberapa DoF, dan perlu difikirkan agar datum-datum tersebut tidak redundan dengan tugas datum primer dan sekunder. ASME Y14.5.1 memberikan
standard yang berisi
beberapa cara agar DRF
dapat dikonstruksikan menggunakan entitas geometri
berupa titik, garis, dan bidang. Termasuk kondisi diantara datum primer, sekunder, dan tertier
untuk setiap kasus (Gambar-3).
Gambar-3 Pembatasan (constraint) derajat kebebasan
bagi datum fitur primer [ASME Y14.5 2009]
III. DATUM
Datum adalah suatu
yang nyata secara teoritis berkaitan dengan titik, sumbu, garis, bidang, atau
kombinasi yang diturunkan secara teoritis dari datum feature simulator (datum yang merupakan awal dimana lokasi atau karakteristik
geometrik feature atau
karakteristik geometrik berada).
Datum feature adalah
suatu feature yang diidentikasi sebagai simbol datum feature atau suatu simbol datum target
(feature aktual suatu komponen yang digunakan
untuk menghadirkan datum)
Datum feature simulator :
Batas fisik yang digunakan untuk
menetapkan suatu simulasi datum dari suatu datum
feature yang ditentukan.
Datum reference berupa
huruf alphabet yang terlihat di dalam kotak feature control frame berikut toleransi geometrinya, yang akan menentukan letak suatu datum berdasarkan zona toleransi atau batas yang dapat diterima.
Suatu datum feature dipilih berdasarkan hubungan fungsional terhadap
toleransi feature dan keperluan perancangan.
Untuk menjamin perakitan yang sesuai, maka feature yang saling terkait diantara komponen berpasangan
harus dipilih sebagai datum feature. Bagaimanapun, datum
feature harus terdapat pada komponen dan dengan ukuran yang
sesuai untuk penggunaan yang diijinkan. Datum
feature harus terlihat pada komponen, sehingga dalam kasus
komponen simetris atau komponen yang memiliki feature identik, maka identifikasi fisik dari datum
feature pada komponen diperlukan (Gambar-4).
Hanya datum feature yang harus dijadikan
referensi di dalam FCF (feature control
frame) pada saat menentukan toleransi geometrik. Pengontrolan
geometrik
ditentukan oleh toleransinya,
sehingga diperlukan
untuk menentukan efektivitas jumlah referensi datum feature agar sesuai dengan penggunaannya.
Kebutuhan fungsional perancangan harus dijadikan dasar untuk pemilihan datum feature
yang berhubungan di dalam FCF.
Datum feature yang baik merupakan suatu permukaan yang berpengaruh kuat terhadap orientasi dan/atau lokasi komponen dalam perakitan. Kita menyebutknya datum feature fungsional. Pada kasus lainnya, datum feature dapat menumpu berat komponen dan memberikan kestabilan, dan memungkinkan alat pencekam selama proses manufaktur, atau semua tahapan selama inspeksi dilakukan.
Datum merupakan entitas geometrik dengan bentuk sempurna yang
diturunkan dari datum feature yang
ditentukan di gambar teknik. Konfigurasi dari satu atau lebih datum ditentukan
di dalam feature control frame pada datum reference frame. Suatu datum
reference frame secara mendasar merupakan sejumlah sistem kordinat yang ditempatkan dan
diorientasikan pada datum feature
komponen, dan melaluinya, lokasi dan orientasi komponen lainnya dikendalikan.
Datum feature menghasilkan sekumpulan kandidat datum. Selama setiap
datum dalam suatu datum reference frame
memiliki beberapa buah kandidat datum, maka kondisi tersebut berpotensi menjadi
kandidat datum reference frame. Apa
yang harus kita lakukan terhadap semua kandidat tersebut ? Untuk memutuskannya
maka ditentukan yang memiliki satu derajat kebebasan harus dicari pada seluruh
kandidat datum terference frame, sehingga
dapat diterimanya evaluasi untuk semua toleransi yang ada. Suatu hal yang dapat dicari juga bagi suatu datum reference frame bahwa secara
kolektif awal/mulanya dari semua pengendalian feature berhubungan dengan datum
reference frame. Jika
suatu datum reference frame dapat
dijumpai pada suatu komponen,
maka keberterimaan komponen dipengaruhi oleh hasil evaluasi terhadap semua
toleransi yang digunakan
(Gambar-5).
Gambar-5 Contoh aplikasi dari feature control frame [2]
IV. MENENTUKAN BADAN (BODY) PADA SUATU KOMPONEN (CONTOH KASUS
BLOK MESIN/ENGINE BLOCK)
Setiap komponen yang akan dibuat
umumnya dibangun dari dua jenis raw material berbentuk silindrik ataupun
kubistik. Sebagai salah satu contoh penjelasan, saya menggunakan komponen blok
mesin. Perangkat yang saya gunakan adalah software Reverse Enggineering
(Geomagic 2013)
Engine block dibangun oleh
beberapa feature pada keenam permukan
badannya.
Suatu badan utama engine dibangun dan kemudian
disatukan dengan feature-feature lainnya yang
terdapat di setiap sisi permukaan menggunakan teknik operasi bolean. Secara umum pada komponen mesin
memiliki badan utama komponen, yang akan berfungsi juga sebagai penempatan datum reference frame (menghadirkannya
secara nyata ke dalam wujud fisik).
Seluruh fitur solid dibuat melalui
pembuatan reference plane yang posisi
dan orientasinya tertentu terhadap datum
reference frame. Skets
dibuat pada reference plane dengan mengekstrak feature yang berasal dari mesh (lihat pengukuran menggunakan alat
pemindai) dan didekati dengan bentuk kurva ideal perangkat lunak. Kemudian
dilakukan teknik operasi fitur solid (extrude, revolve) yang berorientasi pada sumbu
koordinat dan datum reference frame,
seperti ditunjukkan pada Gambar-7:
Gambar-7 Proses pembuatan feature solid
Badan Utama engine block dapat dilihat dari strukturnya
secara keseluruhan, yang mana akan terdapat feature-feature
yang simetris, bentuk-bentuk yang serupa hasil dari suatu operasi solid, dan
sebagai inti dari struktur pembentuk utama.
V. STRATEGI MENENTUKAN
BIDANG SKETSA (KETCHING PLANE)
Untuk menggambar komponen
sederhana (umumnya dibentuk dari fitur primitif) maka bidang sketsa yang dapat
dipilih langsung berasal dari DRF (bidang X-Y, atau Y-Z, atau Z-X). Suatu hal
yang baik jika sketsa komponen yang dibuat mempertimbangkan letak komponen yang
akan dibuat pada suatu produk rakitan (ingat datum dan derajat kebebasan).
Penentuan bidang sketsa ini akan mempengaruhi teknik operasi solid 3D yang akan
dipilih. Selain itu bidang sketsa dapat membantu kita pada saat akan melakukan
simulasi perakitan pada model 3D (sebagai acuan untuk memasang constraint
menggunakan bidang sketsa). Dalam suatu penggambaran komponen, bisa jadi bidang
sketsa yang dibuat banyak sekali dan tergantung kompleksitas komponen yang
dibuat. Banyak cara membuat bidang sketsa baru diluar Datum Reference Frame,
seperti teknik offset, teknik menyudut dan lain-lain. Untuk membuatnya
tergantung fitur yang tersedia dan merupakan kombinasi diantara titik, garis,
sumbu, ataupun permukaan.
Selain itu, bidang sketsa dapat
dibuat dengan memanfaatkan modifikasi dari DRF ataupun permukaan yang ada pada
suatu komponen hasil dari operasi solid.
VI. STRATEGI MEMBUAT
SKETSA
Sketsa yang dibuat akan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan pembuatan komponen melalui teknik operasi solid
yang akan dipilih. Sketsa yang dibuat dapat merupakan sketsa yang dibuat dalam
koordinat 2D ataupun koordinat 3D. Prinsip dasar yang perlu dipahami adalah
satu sketsa dibuat hanya untuk satu jenis teknik operasi solid yang seragam,
namun dapat dipilih berdasarkan area yang akan dibuat. Selain itu, teknik
operasi solid mempersyaratkan bahwa sketsa yang dibuat merupakan loop tertutup.
Membangun suatu sketsa untuk
membuat model 3D mempertimbangkan bahwa :
- Suatu titik akan memeiliki suatu koordinat posisi.
- Kumpulan dari titik-titik yang kontinyu akan membentuk suatu kurva, sesuai dengan koordinatnya.
- Kumpulan dari kurva-kurva yang kontinyu akan membentuk suatu permukaan, sesuai arah komposisi dari kurva tersebut.
- Kumpulan dari permukaan akan membentuk suatu volume, sesuai arah komposisi dari permukaan tersebut.
Konsep pemodelan parametrik
menyatakan bahwa anda membuat bentuk terlebih dahulu baru kemudian memberikan
dimensi (shape before dimension). Sama halnya dalam membuat sketsa, anda bebas
membuat sketsa sesuai dengan yang anda inginkan, kemudian penyesuaian akan
secara otomatis dilakukan dengan memberikan ukuran dimensi (ditambah contrain
seperti : kesejajaran, ketegaklurusan, kesebarisan, kesatusumbuan, vertikal,
horisontal, menginggung, dan lain-lain).
Beberapa perangkat lunak
mempermudah teknik operasi pembuatan sketsa seperti fasilitas : copy, mirror,
move, fillet, chamfer, scale, strech, mirror, rectangular pattern, mirror
patern, dan lain-lain.
VII.MENGENAL JENIS-JENIS
SKETSA
Secara umum sketsa dapat
dikelompokkan menjadi :
Sketsa Sederhana 2D
& 3D
Untuk membuat bentuk solid 3D
yang merupakan kombinasi beberapa fitur melalui teknik operasi bolean dibentuk
dari sketsa yang mudah. Umumnya merupakan sketsa yang dibentuk melalui sketsa
lingkaran, segi empat, garis lurus, dan kombinasi diantaranya. Sketsa dapat
dibuat melalui modifikasi bidang sketsa baru diluar datum referemnce frame,
ataupun di permukaan komponen yang kita buat melalui teknik operasi solid.
Sketsa untuk fitur
kompleks-1 dari fungsi matematik biasa
Untuk membuat bentuk solid 3D di
luar bentuk fitur-fitur primitif, dikenal dengan fitur kompleks. Umumnya
dilakukan pada pada teknik pemodelan permukaan (surfacing method). Sketsa dibentuk
melalui persamaan matematis. Beberapa perangkat lunak penggambaran dilengkapi
dengan fasilitas membuat kurva melalui persamaan/fungsi, atau dengan cara lain,
yaitu membuat tabel excel kemudian mengisi nilainya dengan menggunakan rumus
tertentu. Tabel tersebut kemudian dipanggil pada perangkat lunak penggambaran,
dan data-data pada tabel tersebut akan membentuk kumpulan titik ataupun kurva.
Beberapa contoh persamaan matematika (persamaan: kuadrat, kubik, logaritmik,
eksponensial, trigonometrik, yang umum digunakan untuk sistem koordinat 2
dimensi adalah :
Sketsa untuk fitur
kompleks-2 dari fungsi matematika parametrik
Beberapa kurva umumnya dapat
dipetakan ke dalam koordinat x, y (x,y) melalui suatu fungsi y=f(x). Namun pada
kondisi-kondisi tertentu, penerapak persamaan dengan teknik sistem koordinat
tidak dapat dilakukan, sehingga kita harus melakukan konversi ke dalam bentuk
persamaan parametrik. Yang awalnya koordinat dinyatakan dalam bentuk (x,y) akan
diubah menjadi bentuk koordinat (f(t), g(t). Untuk membuat sketsa tipe ini,
digunakan fasilitas membuat persamaan parametrik pada perangkat lunak
penggambaran (CAD).
VIII. PENUTUP
Secara umum, seorang juru gambar
atau perancang akan membuat gambar 2D ataupun 3D berdasarkan pemahaman,
pengalaman, dan tingkat kemahirannya masing-masing dalam hal menggunakan
perangkat lunak penggambaran (CAD). Terkadang beberapa manipulasi penggambaran
dilakukan juga berdasarkan keterbatasan yang ada pada perangkat lunak
penggambaran.
Namun sekali lagi ditegaskan
bahwa gambar yang kita buat merupakan bahasa komunikasi, yang akan
mengomunikasikan ide perancang sampai dengan penggunaan komponen. Dan akan
melalui rangkaian manufaktur baik secara paralel ataupun seri seperti : proses
simulasi dan analisis rancangan/komponen,perencanaan kebutuhan material dan
pemrosesan, proses pembuatan komponen, pengukuran, perakitan, ujicoba, dan
evaluasi. Sehingga dalam membuat sketsa pun, akan memerlukan strategi yang
harus difikirkan sebelumnya, bukan hanya pada saat anda berhadapan secara
langsung dengan komputer (perangkat lunak penggambaran /CAD).
Selain itu, kita perlu meyakini bahwa
perangkat lunak penggambaran memiliki kemampuan yang luar biasa untuk membantu
proses pembuatan model 2D/3D ataupun anda merancang suatu mesin. Sehingga anda
harus sering mengeksplorasi kemampuan perangkat lunak tersebut, melalui
tutorial-tutorial yang bisa anda cari lewat buku, manual book, video, artikel,
ataupun hasil penelitian orang lain.
Demikan, tulisan ini disajikan
untuk meningkatkan kemampuan kita de dalam membuat model 2D ataupun 3D.
Mengingat kemampuan penulis masih dalam taraf pembelajaran, maka penulisan
mengharapkan kritikan ataupun saran untuk penulisan-penulisan berikutnya.
Jangan sungkan untuk menuliskannya secara langsung pada kolom komentar.
Semoda disaat pandemi wabah
Covid-19 sedang memuncak di segala penjuru dunia, tetap tidak menghambat kita
untuk beraktivitas di rumah dalam pembelajaran jarak jauh. Kita doakan bersama
semoga pandemi ini dapat cepat berakhir dan kita semua dapat beraktivitas
secara normal kembali. Jangan lupa didoakan juga bagi segenap pejuan-pejuan
medis, relawan, ilmuwan, peneliti agar diberi kekuatan dalam menjalankan
tugasnya. Dan juga semoga juga dunia dapat segera menemukan antivurnya.
Soroako, 11-April-2019
Ir. Duddy Arisandi, S.T., M.T.
Akademi Teknik Soroako
Soroako, Luwu Timur, Sulawesi
Selatan
#StayAtHome
#DiRumahAjah
#CicingDiImahBae
#Against Covid19
AGAINST COVID-19 (GREETING FROM INDONESIAN MECHANICAL ENGINEER)